Sabtu, 12 Februari 2011

Cacatua sulphurea citrinocristata (Kakatua jambul-jingga)

Cacatua sulphurea citrinocristata
(sumber : http://dephut.go.id)

Satwa ini sangat sulit berbiak pada kondisi hutan rusak. Terlebih bila jumlah pohon sarang berkurang dan persediaan pakan di alam menipis. Telur yang dihasilkan cuma 2 atau 3 butir, itu pun bergantung pada kondisi cuaca dan sarang pohon untuk keberhasilan penetasannya.

Pada tahun 1970-an anak jenis ini masih sangat umum dijumpai, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai hama pengganggu tanaman jagung mereka. Penangkapan dan perdagangan yang marak membuat populasi mereka menurun drastis. Saat ini (2010) jumlah anak jenis citrinocristatadi Pulau Sumbadiperkirakan sekitar 563 ekor.


Deskripsi Bentuk
Berukuran besar (33 cm), ribut, mencolok, berwarna putih. Jambul jingga, panjang-tegak. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki abu-abu gelap. 

Deskripsi Suara
Teriakan keras dan kasar: "kerk-kerk-kerk" serta siulan-siulan. 

Kebiasaan
Hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki.
Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini. Menghuni hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 950+ m (Sumba). 

Persebaran
ENDEMIK Sumba, NTT


Status
Jenis TERANCAM PUNAH

Bahasa Inggris : Citron-crested Cockatoo