Flora

Pada tahun 2006 hutan rapat yang tersisa di Pulau Sumba hanya sekitar 10% dari luas daratan Pulau sumba. Salah satu bagian hutan yang masih memiliki fungsi utamanya adalah kawasan hutan Taman Nasional Manupeu Tnah Daru dimana 63% berada di wilayah Kabupaten Sumba Tengah. Degradasi kawasan hutan terjadi karena adanya kegiatan pembakaran padang rumput dan perladangan berpindah. degradasi hutan secara lambat ataupun cepat akan menyebabkan perbedaan sumber pendukung kehidupan jenis burung dan satwa lain khususnya bagi kelangsungan hidup terutama ketersediaan pakan dan tempat bersarang.
Taman Nasional Manupeu Tanah Daru memiliki tipe vegetasi yang merupakan Hutan Hujan Semi Awet Hijau, Hutan Primer, dan Hutan Musim Perbukitan. Di kawasan TNMT memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi serta mendukung jenis-jenis flora dan fauna endemik khususnya burung. Beberapa jenis flora yang ada antara lain : Marra (Trameles nudiflora R. Br.), Delo Metung (Palaquium sp.), Injuwatu (Pleiogynium timoriense DC. Leenh), Kaduru Bara (Palaquium obtusifolium Burck), Manera (Aglaia eusideroxylon K. et. V.), Nggoka Bara (Chinocheton sp)., Ulukataka (Agalia odoratissima BI), Kesambi (Schleicera oleosa), serta jenis rumput-rumputan seperti Alang-alang (Imperata cylindrica L. Beauv) dan Lantana (Lantana camara). Pada lokasi Praimahala juga ditemukan habitat tumbuh bunga bangkai (Amorphopallus sp.) yang berkembang dengan umbi dan masa tumbuh tanaman ini bisa mencapai 3-5 tahun.