Wisata Alam

Air Terjun Laipopu
Air Terjun Laipopu (sumber : tinypic.com)

Air terjun yang berada di kawasan TNMT ini mempunyai keunggulan berupa keindahan dari lintasan air yang bertingkat-tingkat sehingga menebarkan butiran air ke berbagai arah. Debit air yang selalu stabil di sepanjang musim menyusun indahnya lumut dan tumbuhan yang menghijau di sekitar objek air terjun.
Hal yang dapat dilakukan adalah menikmati indahnya air terjun dengan berfoto, melakukan pijat air dan merasakan dinginnya air dengan mandi pada sekitar air terjun yang relatif aman bagi pengunjung.
Perjalanan menuju air terjun Laipopu ini memberikan tantangan tersendiri dimana setiap wisatawan yang akan mencapai objek ini dihadapkan pada jembatan gantung yang terbuat dari bambu, menyusuri lintasan berair dan melewati tegakan yang tersusun dari pohon-pohon berkayu. untuk mencapai Air Terjun Laipopu dapat ditempuh kurang lebih 45 menit dari pemukiman penduduk melalui trail yang variatif.
potensi lain yang dapat dinikmati wisatawan adalah habitat burung kakatua,bentang sawah dan hasil kerajinan masyarakat desaKatikuloku berupa kain tenun dan anyaman.
Akses menuju lokasi air terjun relatif mudah, dari Waikabubak dapat menuju Desa Katikuloku dengan angkutan umum selama kurang lebih 60 menit. Jalan yang dilalui berupa jalan aspal dan jalan perkerasan. Sedangkan wisatawan dari Kota Waingapu dapat melalui rute Waingapu-Waikabubak-Katikuloku dengan menggunakan jalan darat.


Air Terjun Matayangu

Terletak dekat dengan Desa manurara dan merupakan sebuah tempat bagi orang Marapu beribadah dan dikeramatkan. matayangu berarti "berhenti disini", tempat ini dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah-arwah leluhur orang Marapu.
Air Terjun Matayangu
Air terjun ini menyuguhkan keindahan air terjun setinggi 100 m dengan susunan bebatuan dibawahnya yang membentuk kolam-kolam kecil yang dapat digunakan untuk pemandian. selain itu, air terjun ini menyimpan history/cerita tentang makam lama yang tersembunyi pada sebuah gua kecil yang letaknya di balik air terjunnya. gua tersebut diyakini sebagai makam lama yang menyimpan benda-benda bersejarah.
Perjalanan menuju melewati padang savana dan hutan primer selama kurang lebih 1 jam 30 menit, dimana pengunjung dapat menyaksikan sarang aktif dari jenis-jenis burung paruh bengkok sepert Kakatua jambul-jingga dan Nuri bayan.
Pengunjung dapat melakukan aktivitas berendam, mandi atau sekedar duduk-duduk di atas bebatuan disekitar air terjun. Bebatuan disekitar air terjun berfungsi sebagai penahan air dan sekat-sekat. Kelembaban yang tinggi menyebabkan bebatuan banyak ditumbuhi oleh vegetasi lumut.
Akses menuju lokasi dapat ditempuh dengan jalan darat melalui rute Waikabubak-Waibakul (Kab. Sumba Tengah) - Desa Manurara berupa jalan aspal dan perkerasan. Sedangkan wisatawan dari Kota Waingapu dapat melalui rute Waingapu-Waibakul-Desa Manurara.


Pantai di wilayah Konda Maloba

Barisan Pantai Konda Maloba
Barisan pantai Konda Maloba terletak di Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah merupakan obyek wisata dengan pesona yang berbeda, ombaknya begitu tenang sehingga membuat aktivitas disekitarnya menjadi nyaman. Laut yang tenang dengan air laut yang jernih, menjadi tempat bermain berbagai jenis ikan. Gargahing, kerapu merah dan putih serta berbagai jenis ikan lain terdapat di lautan itu.
Di pantai ini, juga menyimpan misteri sebuah batu kubur pada pulau kecil yang berada kurang lebih 2 mil dari pantai itu. Kubur yang disebut ‘Kubur Appu Ladu’ (nenek matahari), ini belum banyak orang yang tahu. Untuk menikmati indahnya panorama alam dengan deburan ombak yang memutih, kita bisa mengikuti jalur jalan Taman Mas, lokasi pemukiman masyarakat adat terpencil, juga melalui Pantai Wanokaka, di Kabupaten Sumba Barat.
Bentuk pantai ini landai dan memiliki garis pantai yang panjang. Di bagian luar pantai ini terdapat hutan mangrove yang merukapan habitat berkembang biaknya udang,kepiting dan burung-burung laut.
Beberapa barisan pantai di wilayah Konda Maloba yaitu : Pantai Maloba, Pantai Aili, Pantai Marabakul, Pantai Hipi dan Pantai Konda.
Akses menuju wilayah ini dapat ditempuh dengan jalan darat melalui Waikabubak-Waibakul-Taman Mas-Dusun Maloba atau Dusun Konda dan jalan darat merupakan kombinasi aspal dan perkerasan melintasi kawasan Taman Nasional.

Pantai Aili
Pantai Aili. Pantai yang merupakan salah satu barisan pantai di kawasan Konda Maloba dengan pesona pasir putih yang menawan. Pengunjung dapat menikmati butiran pasir putih di sepanjang pantai, butirannya yang halus menampak kesan eksotis di pantai ini.Pengunjung dapat bermain pasir dan berjemur di pantai ini.




Pantai Hipi. Terumbu karang yang masih bagus dapat ditemui di pantai iniyang lokasinya kurang lebih 1 km dari Pantai Aili yang merupakan barisan Pantai Konda Maloba. Kondisi terumbu karang alami memiliki peranan enting dalam siklus hidup flora dan fauna laut khususnya dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Fungsi dari pada terumbu karang yaitu : sebagai perlindungan pantai dari hempasan ombak sehingga mengurangi abrasi, tempat pemijahan, berkembangbiakan ikan, tempat tinggal dan berlindung bagi flora fauna laut. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah diving, mengamati jenis ikan karang dan mencari rumput laut yang tumbuh subur di daerah ini.
PENYU HIJAU (Chelonia mydas) dapat ditemukan di pantai ini yang memiliki kondisi mendukung sebagai ekologi dan habitat penyu hijau. Pantai ini memiliki karakteristik tersendiri dimana sepanjang 500 m dari bibir pantai terdapat barrier yang menciptakan ekosistem karang yang baik.
dengan adanya arus pasang surut dan daerah yang selalu tergenang menumbuhkan berbagai macam vegetasi laut. Penyu hijau dewasa merupakan penyu laut herbivora dan makanan utamanya adalah lamun laut atau alga. Beberapa faktor yang mendukung Pantai Hipi sebagai habitat penyu hijau adalah : adanya kelimpahan pakan berupa vegetasi laut dan ekosistem karang yang alami.
Posisi pantai Hipi yang menjorok ke laut menyebabkan hempasan gelombang yang besar sehingga memudahkan dalam pendaratan penyu. Ukuran butiran pasir yang sedang sampai halus merupakan pasir ideal dalam proses bertelur.


Potensi Gua

Berdasarkan kondisi geologi dan geomorfologi kawasan TNMT pada beberapa wilayah tersusun oleh satuan batuan gamping (limestine), beberapa kawasan berpotensi membentuk kawasan karst melalui proses karstifikasi selama jutaan tahun dalam satuan ruang dan waktu. Kartifikasi adalah proses utama pembentukan gua-gua yang menyebar di dalam kawasan. Gua-gua yang terdapat di kawasan merupakan laboraturium alam yang mempunyai arti penting dalam pengendalian kesimbangan alam,kepentingan ilmiah, sumberdaya air dan wisata dalam pengembangan sebuah kawasan untuk kepentingan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Liang Bakul merupakan salah satu gua yang berada di Desa Umbulangang. Entrance terbentuk dari runtuhan atap gua.Lorong kering hanya merupakan koridor untuk menuju ke sistem lorong utama Liang Bakul yang masih aktif yang dialiri sungai bawah tanah parennial. Perkembangan lorong gua dan ornament sangat aktif pada gua inni. Terdapat ornament Flowstone dan stalaktit. Ujung lorong ini berakhir dengan Inlet Sump membentuk terjunan pada ornament gua Flowstone. Terdapat 2 terjunan air pada ornamet Flowstone.
Gua Kanabuwulang (sumber : pemerhatigoa.co.cc)

Gua Kanabuwulang (sumber : pemerhatigoa.co.cc)
Gua Kanabuwulang merupakan gua yang berda di Desa Kambatawundut. Kondisi bentang alam di sekitar gua sangat ideal. dilihat dari kondisinya yang berupa cekungan besar dan pada dinding karstnya terdapat mulut gua. Sehingga jika dilihat dari tengah-tengah cekungan tersebut akan nampak begitu megahnya pemandangan sekitar. Latar pemandangan seperti ini menarik untuk dijadikan kegiatan fotografi. Selain keindahan pemandangannya jika datang musim hujan air mengalir keluar dai mulut goa pada ketinggian sekitar 30 m. Hal ini akan menjadikan tontonan menarik bagi pengunjung yang datang.